MELEPAS LELAH DI PULAU RANDAYAN
|
Taman Alun-Alun Kapuas |
Perjalanan dari
Balikpapan ke Yogyakarta belum
hilang rasa lelahnya, Saya melanjutkan perjalanan ke Pontianak Kalimantan
Barat. Bersama rekan dari Banjarmasin
kami beristirahat di sebuah Hotel dengan pemandangan Sungai Kapuas dan Taman Alun-Alun Kapuas kota Pontianak di samping hotel. Di Taman Alun-Alun Kapuas yang berhadapan langsung dengan Kantor Walikota Pontianak terdapat miniatur Tugu Khatulistiwa persis di tepian sungai Kapuas yang menjadi icon baru Kota Pontianak. Pontianak Water Front City ini begitu ramai di malam hari
oleh pengunjung dan penjajal
makanan maupun souvenir dan permainan untuk
anak- anak sampai orang dewasa.
Setalah menyantap sate kambing di alun-alun
Korem (orang Pontianak biasa menyebutnya) saya tak tahan untuk segera
beristirahat mengingat perjalanan panjang besok pagi masih berlanjut menuju
Pulau Randayan yang secara administrasi berada di Kecamatan Sungai Raya
Kabupaten Bengkayang.
Perjalanan Menuju Pulau Randayan
|
Dermaga Pulau Randayan |
Keeseokan harinya 2 mei 2012 tepat pukul 7 pagi kami
pun dijemput di Hotel tempat kami menginap dengan menggunakan Bus Angkutan umum
yang berkapasitas 25 orang. Diatas bus sudah ada teman-teman dari BPSPL
Pontianak yang berangkat dari kantor.
Kurang lebih tiga jam perjalanan melalui darat ke Teluk Suak untuk melanjutkan
perjalanan dengan sebuah kapal penumpang milik H. Arifin. Perjalanan laut dari teluk suak biasanya ditempuh dengan hitungan 3 jam, biasanya jika cuaca
sedang baik maka perjalanan bisa ditempuh dengan waktu kurang dari 3 jam saja.
Sekitar
30 peserta mengikuti acara out bond peningkatan jiwa korsa pegawai BPSPL
Pontianak. Termasuk dari satker Balikpapan dan satker Banjarmasin masing-masing
3 orang. Jadi nyaris semua peserta sangat menikmati perjalanan ini, walau ombak
besar dan cuaca panas menemani perjalanan. Tapi untung saja peserta tidak ada muntah dan merasa mual.
Kapal
menuju Pulau Lemukutan dulu untuk sekedar mampir mengisi kampung tengah
mengingat jam tangan juga menunjukkan pukul 02.00 Wib, kami pun turun ke pulau
Lemukutan yang berpenghuni ini untuk menyantap makan siang
yang telah disiaplan keluarga H. Arifin.
Perjalanan dilanjutkan ke tempat
pelaksanaan Out Bond yaitu Pulau
Randayan setelah makan siang. Pulau Lemukutan ini adalah Pulau terbesar yang
ada di Kabupaten Bengkayang yang diapit oleh pulau-pulau kecil, seperti
Randayan dan Kabung. Kabupaten Bengkayang memiliki 12 pulau kecil dengan
kekayaan alam berlimpah-ruah. Baru lima dari 12 pulau, dihuni penduduk.
Termasuk Pulau Lemukutan yang luasnya sekitar
7567 Ha. Selebihnya, masih seonggok pulau tanpa penghuni.
Menikmati Pesona
Alam Pulau Randayan
|
Indahnya Pulau di Senja hari |
Kurang dari 30 menit
kapal pun bersandar di dermaga Pulau Randayan, dermaga sudah nampak tidak
terawat dan membahayakan pengunjung. Rekan-rekanpun turun satu persatu
menelusuri dermaga dengan hati-hati sampai menjejakan kaki di hamparan pasir
putih yang indah. Pulau ini masuk dalam kawasan Konservasi Laut Daerah Bengkayang,
dan dilindungi oleh Peraturan Daerah.
Di Pulau
Randayan terdapat villa atau cottage yang menghadap ke laut sehingga pengunjung
dapat melihat panorama keindahan pulau dan laut langsung dari villa yang
ditinggali. Setelah menuju kamar villa masing-masing
yang sudah disiapkan panitia, peserta tidak sabar untuk turun ke laut menikmati
pemandangan bawah laut walupun sekedar Snorkeling dan berenang-berenang. Pengenalan
yang bagus sebelum melakukan aktivitas selam keesokan paginya.
|
Renang dan Snorkeling di sore hari |
Pemandangan bawah laut disekitar dermaga
tidak begitu bagus, karang banyak yg rusak dan mati akibat jangkar perahu dan Destructive Fishing
lainnya. Bulu babi nampak begitu besar
dengan pupulasi yang sangat padat sehingga mengurunkan niat teman-teman
untuk berenang lebih jauh dari dermaga. Ketika
Matahari mulai terbenang, kilauan cahaya yang indah di sekitar matahari yang
tertutupi awan tidak terlewatkan oleh
teman-teman untuk mengabadikannya melalui kamera. Beban pekerjaan yang selama
ini menumpuk di kantor terlupakan sejenak dan tertutupi oleh tawa dan canda di Pulau randayan terutama ketika satu- peserta mulai naik ke dermaga. Setelah beristirahat sejenak dan mandi dilanjutkan dengan materi Lateral Thinking yang dibawakan oleh Tim
Instruktur dari Politeknik Negeri Pontianak.
|
Diving di Pulau Randayan |
Kesokan harinya
teman-teman yang sudah memilih untuk Diving sudah mempersiapkan peralatan
penyelaman. Mulai dari Snorkel, Masker, Fins, Bouyancy Control Device (BCD),
Regulator dan tabung selam hingga baju selam. Beberapa peserta juga ikut ke
kapal untuk sekedar snorkeling, setelah berada di lokasi yang cocok untuk
menyelam dengan kondisi karang lebih baik dan tumbuh subur beberapa rekan sudah mulai mengambil posisi penyelaman dari
kapal dengan cara Giant Step entry atau Back Roll entry. Pesona alam Pulau
Randayan memang tidak ada tandingannya di Kalimantan Barat. Air laut yang jernih dan tidak terlalu dalam memungkinkan
kami untuk melihat dengan jelas keindahan bawah laut Pulau Randayan dengan
berbagai jenis terumbuh karang dan ikan yang berwarna-warni. Teman-teman yang
tidak menggunakan peralatan selam lengkap pun bisa menikmati keindahan bawah
laut dengan menggunakan kacamata renang dan snorkel, namun beberapa diantara
mereka tak lupa menggunakan pelampung.
Teman-teman yang lain yang tidak ikut dalam rombongan kapal untuk menyelam pun menikmati pesona pagi
pulau randayan dengan mengelililingi pulau berjalan kaki, keindahan pulau
randayan tidak hanya berada di bawah laut tapi
juga pemandangan di darat yang mungkin tidak kalah menariknya termasuk
hamparan pasir putih dan pohon-pohon rimbun yang ada di pulau ini. Di belakang
villa tempat kami menginap juga terdapat bukit kecil yang ternyata di atasnya
terdapat helipad. Pulau Randayan
memang sangat kecil sehingga untuk mengelilinginya membutuhkan waktu kurang
dari 30 menit saja.
*catatan Izzak Fatih di Balikpapan Regency 8 Mei 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar