Mei 12, 2012

MELEPAS LELAH DI PULAU RANDAYAN


Taman Alun-Alun Kapuas
Perjalanan  dari  Balikpapan  ke Yogyakarta belum hilang rasa lelahnya, Saya melanjutkan perjalanan ke Pontianak Kalimantan Barat.  Bersama rekan dari Banjarmasin kami  beristirahat di sebuah Hotel  dengan pemandangan Sungai Kapuas dan Taman Alun-Alun Kapuas kota Pontianak di samping hotel. Di Taman Alun-Alun Kapuas yang berhadapan langsung dengan Kantor Walikota Pontianak   terdapat miniatur Tugu Khatulistiwa  persis di tepian sungai Kapuas yang menjadi icon baru Kota Pontianak. Pontianak Water Front City ini begitu ramai di malam hari oleh pengunjung dan penjajal  makanan  maupun souvenir dan permainan untuk anak- anak sampai orang dewasa. 
Setalah menyantap sate kambing di alun-alun Korem (orang Pontianak biasa menyebutnya) saya tak tahan untuk segera beristirahat mengingat perjalanan panjang besok pagi masih berlanjut menuju Pulau Randayan yang secara administrasi berada di Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Bengkayang.


Perjalanan Menuju Pulau Randayan

Dermaga Pulau Randayan
Keeseokan  harinya 2 mei 2012 tepat pukul 7 pagi kami pun dijemput di Hotel tempat kami menginap dengan menggunakan Bus Angkutan umum yang berkapasitas 25 orang. Diatas bus sudah ada teman-teman dari BPSPL Pontianak yang berangkat  dari kantor. Kurang lebih tiga jam perjalanan melalui darat ke Teluk Suak untuk melanjutkan perjalanan dengan sebuah kapal penumpang milik  H. Arifin.  Perjalanan laut  dari teluk suak biasanya ditempuh  dengan hitungan 3 jam, biasanya jika cuaca sedang baik maka perjalanan bisa ditempuh dengan waktu kurang dari  3 jam saja.


Sekitar 30 peserta mengikuti acara out bond peningkatan jiwa korsa pegawai BPSPL Pontianak. Termasuk dari satker Balikpapan dan satker Banjarmasin masing-masing 3 orang. Jadi nyaris semua peserta sangat menikmati perjalanan ini, walau ombak besar dan cuaca panas menemani perjalanan. Tapi untung saja  peserta tidak ada muntah dan merasa mual.

Kapal menuju Pulau Lemukutan dulu untuk sekedar mampir mengisi kampung tengah mengingat jam tangan juga menunjukkan pukul 02.00 Wib, kami pun turun ke pulau Lemukutan yang berpenghuni ini untuk menyantap makan  siang  yang telah disiaplan keluarga H. Arifin.  Perjalanan dilanjutkan ke   tempat pelaksanaan Out Bond yaitu Pulau Randayan setelah makan siang. Pulau Lemukutan ini adalah Pulau terbesar yang ada di Kabupaten Bengkayang yang diapit oleh pulau-pulau kecil, seperti Randayan dan Kabung. Kabupaten Bengkayang memiliki 12 pulau kecil dengan kekayaan alam berlimpah-ruah. Baru lima dari 12 pulau, dihuni penduduk. Termasuk Pulau Lemukutan yang luasnya sekitar 7567 Ha. Selebihnya, masih seonggok pulau tanpa penghuni.

Menikmati  Pesona Alam Pulau Randayan

Indahnya Pulau di Senja hari
Kurang dari 30 menit kapal pun bersandar di dermaga Pulau Randayan, dermaga sudah nampak tidak terawat dan membahayakan pengunjung. Rekan-rekanpun turun satu persatu menelusuri dermaga dengan hati-hati sampai menjejakan kaki di hamparan pasir putih yang indah. Pulau ini masuk dalam kawasan Konservasi Laut Daerah Bengkayang, dan dilindungi oleh Peraturan Daerah.


Di Pulau Randayan terdapat villa atau cottage yang menghadap ke laut sehingga pengunjung dapat melihat panorama keindahan pulau dan laut langsung dari villa yang ditinggali.  Setelah menuju kamar villa masing-masing yang sudah disiapkan panitia, peserta tidak sabar untuk turun ke laut menikmati pemandangan bawah laut walupun sekedar Snorkeling dan berenang-berenang. Pengenalan yang bagus sebelum melakukan aktivitas selam keesokan paginya.  
Renang dan Snorkeling di sore hari
Pemandangan bawah laut disekitar dermaga tidak begitu bagus, karang banyak yg rusak dan mati  akibat jangkar perahu dan Destructive Fishing lainnya. Bulu babi nampak begitu besar  dengan pupulasi yang sangat padat sehingga mengurunkan niat teman-teman untuk berenang lebih jauh dari dermaga. Ketika Matahari mulai terbenang, kilauan cahaya yang indah di sekitar matahari yang tertutupi awan tidak terlewatkan oleh teman-teman untuk mengabadikannya melalui kamera. Beban pekerjaan yang selama ini menumpuk di kantor terlupakan sejenak dan tertutupi oleh tawa  dan canda di Pulau randayan terutama  ketika satu- peserta mulai naik ke dermaga. Setelah beristirahat sejenak dan mandi dilanjutkan dengan materi Lateral Thinking yang dibawakan  oleh Tim  Instruktur dari Politeknik Negeri Pontianak.

Diving di Pulau Randayan
Kesokan harinya teman-teman yang sudah memilih untuk Diving sudah mempersiapkan peralatan penyelaman. Mulai dari Snorkel, Masker, Fins, Bouyancy Control Device (BCD), Regulator dan tabung selam hingga baju selam. Beberapa peserta juga ikut ke kapal untuk sekedar snorkeling, setelah berada di lokasi yang cocok untuk menyelam dengan kondisi karang lebih baik dan tumbuh subur beberapa rekan sudah mulai mengambil posisi penyelaman dari kapal dengan cara Giant Step entry atau Back Roll entry. Pesona alam Pulau Randayan memang tidak ada tandingannya di Kalimantan Barat. Air laut  yang jernih dan tidak terlalu dalam memungkinkan kami untuk melihat dengan jelas keindahan bawah laut Pulau Randayan dengan berbagai jenis terumbuh karang dan ikan yang berwarna-warni. Teman-teman yang tidak menggunakan peralatan selam lengkap pun bisa menikmati keindahan bawah laut dengan menggunakan kacamata renang dan snorkel, namun beberapa diantara mereka tak lupa menggunakan pelampung.

Teman-teman yang lain yang tidak ikut dalam rombongan kapal untuk menyelam pun menikmati pesona pagi pulau randayan dengan mengelililingi pulau berjalan kaki, keindahan pulau randayan tidak hanya berada di bawah laut tapi  juga pemandangan di darat yang mungkin tidak kalah menariknya termasuk hamparan pasir  putih dan pohon-pohon  rimbun yang ada di pulau ini. Di belakang villa tempat kami menginap juga terdapat bukit kecil yang ternyata di atasnya terdapat helipad. Pulau Randayan memang sangat kecil sehingga untuk mengelilinginya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit saja.

*catatan  Izzak Fatih di Balikpapan Regency 8 Mei 2012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar